Selain Dari Kemasan Tidak Biasa, Ini Penyebab 'bikini' Laku di Pasaran
Advertisement
TW (19), pembuat camilan bihun kekinian (bikini) mengatakan, banyak orang memesan produknya karena penasaran. Selain karena namanya yang tidak biasa, pembeli juga ingin mengetahui rasa camilan yang sekarang menjadi kontroversi itu.
BACA JUGA :
MAHASISWI PEMBUAT PRODUK MIE BIKINI DIKENAL CERDAS DAN KREATIF
Setelah produknya mulai dikenal, TW mengaku berniat mengubah desain kemasannya. Namun sayang, keberadaan makanan ringan buatannya mulai mendapatkan banyak protes.
"Rata-rata orang yang membelinya karena penasaran dengan 'bihun goreng' mereka pun banyak yang melakukan repeat order karena rasanya yang enak," kata TW dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/8).
Produk camilan ini awalnya diproduksi di sebuah rumah kost di Bandung. Camilan itu merupakan hasil dari produk tugas kuliah TW dan tim.
Awal produksi hanya keluar sekitar 2.100 kemasan saja. Namun setelah project selesai ternyata masih banyak yang ingin membeli produk tersebut.
Merek Bikini sendiri pernah dijual TW dan tim pada orang lain. Dan setelah dibeli tidak ada produksi lagi karena belum ada yang mengerjakannya.
"Setelah saya selesai dari sekolah itu saya membeli lagi brand tersebut, karena kakak saya yang membelinya pada waktu itu. Kakak saya pun setuju untuk menjualnya kembali," ceritanya.
Setelah beberapa bulan masih belum produksi, akhirnya memulai produksi lagi pada bulan April 2016. Saat itu hanya diproduksi 1.000 kemasan. Setelah itu pada bulan Juni TW mulai produksi dengan jumlah besar.
"Sekitar 10.000 bungkus. Tetapi diproduksi tidak sekaligus per bulan hanya keluar 2.000 bungkus saja. Dan sampai bulan Agustus ini yang habis terjual hanya 6.000 bungkus saja," katanya.
Sebelum produk ini diberitakan media massa, TW sudah berniat untuk mengganti desain bikini. Namun karena jumlah packing yang tersisa membuat TW mengurungkan niatnya dan memutuskan pergantian desain dilakukan setelah stok habis.
"Ternyata sebelum saya sempat mengganti desain media sudah heboh dengan masuk di berita-berita tv, radio, medsos dan lainnya," pungkasnya.[www.merdeka.com]

0 komentar:
Post a Comment